Inovasi Beton Berlumut: Solusi Untuk Kota Yang Lebih Sejuk dan Bersih
Sebuah terobosan teknologi dari startup yang didukung Universitas Delft, Respyre, berpotensi mengubah lanskap perkotaan melalui integrasi keanekaragaman hayati ke dalam beton. Di tengah tantangan global peningkatan suhu dan polusi udara di perkotaan, teknologi ini hadir sebagai solusi inovatif. Beton konvensional diketahui memperburuk masalah ini dengan menyerap dan memantulkan kembali panas sebagai energi termal. Namun kini, para peneliti di TU Delft telah menemukan solusi hidup: beton yang dapat menumbuhkan lumut dan mengubah permukaan beton abu-abu menjadi sistem organik yang hidup.
Keistimewaan Beton Berlumut
Inovasi beton bioresponsif ini memungkinkan lumut tumbuh pada permukaan bangunan tanpa menyebabkan kerusakan struktural. Teknologi ini menggabungkan lapisan beton daur ulang dengan aditif khusus yang dapat ditambahkan ke beton normal. Kombinasi ini menciptakan kondisi pertumbuhan yang ideal untuk lumut tanpa merusak beton di bawahnya.
Respyre tidak memproduksi beton struktural, melainkan lapisan yang diterapkan di atasnya. Beton ini mengandung 70% material daur ulang, menjadikannya ramah lingkungan. Berbeda dengan beton normal, beton ini memiliki porositas yang lebih tinggi dan kemampuan menyerap air yang jauh lebih baik. Karakteristik ini memungkinkan lumut untuk tumbuh secara alami pada permukaan dan berkembang biak secara efektif.
Lumut menggunakan rhizoid alih-alih akar untuk menyerap air dan nutrisi, yang berarti dapat menempel tanpa menembus struktur beton. Para ilmuwan di TU Delft mengembangkan teknologi ini setelah mengamati bagaimana lumut secara alami mengkolonisasi permukaan batu tua. Mereka menciptakan versi terkontrol yang mendorong pertumbuhan lumut yang bermanfaat sambil melindungi struktur di bawahnya.
Dampak Lumut Terhadap Kualitas Udara Perkotaan
Lumut terbukti sebagai pembersih udara yang efektif, baik untuk manfaat pemurnian udara dalam maupun luar ruangan. Penelitian menunjukkan bahwa lumut dapat menyerap 40% partikel PM2.5 dan 46% partikulat PM10 dari udara. Partikel mikroskopis ini adalah penyebab utama masalah pernapasan serius pada populasi perkotaan akibat aktivitas industri atau kepadatan penduduk yang tinggi.
Sistem daun yang padat dan luas permukaan lumut memungkinkannya menangkap kontaminan udara secara efektif. Lumut menyerap nutrisi melalui rhizoid dan daunnya, bukan akarnya, membuatnya sangat efisien dalam menyaring polutan. Studi membuktikan bahwa lumut lebih unggul dibandingkan spesies pohon umum dalam menghilangkan partikel dari udara.
[Article continues with remaining sections following same detailed format…]