Nabi yang Mengklaim Diri Sendiri Mengaku Tahu ‘Kapan dan Bagaimana Umat Manusia Akan Berakhir’ Dalam dunia spiritualitas modern, terdapat berbagai tokoh yang mengklaim memiliki pengetahuan khusus tentang masa depan umat manusia. Salah satu sosok yang paling kontroversial dalam dekade terakhir adalah Riaz Ahmed Gohar Shahi, seorang pengkhotbah Sufi yang melahirkan gerakan spiritual dengan pengikut yang tersebar di berbagai negara. Kelahirannya pada 25 November 1941 menandai dimulainya perjalanan spiritual yang akan membawanya menjadi tokoh yang sangat diperdebatkan, tidak hanya di Pakistan kampung halamannya, tetapi juga di panggung internasional. Kisahnya menarik perhatian karena kombinasi unik antara ajaran spiritual, prediksi apokaliptik, dan misteri yang mengelilingi hilangnya dia secara tiba-tiba dari pandangan publik. Shahi memulai karirnya sebagai pengkhotbah Sufi populer di Pakistan pada akhir tahun 1970-an, sebuah periode di mana negara tersebut sedang mengalami transformasi sosial dan politik yang signifikan. Pada tahun 1980-an, dia mendirikan gerakan spiritual yang dikenal sebagai RAGS International, yang dengan cepat menarik perhatian ribuan pengikut yang tertarik dengan pesan-pesannya tentang cinta ilahi dan penyatuan semua agama. Dia juga mendirikan organisasi spiritual bernama Anjuman Serfaroshan-e-Islam, meskipun organisasi ini kemudian dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah Pakistan pada tahun 2011. Larangan ini menjadi bagian dari kontroversi yang lebih luas seputar ajaran dan klaimnya yang dianggap sesat oleh otoritas agama mainstream di Pakistan. Inti dari ajaran Shahi berfokus pada konsep cinta ilahi dan gagasan bahwa semua agama pada dasarnya adalah satu. Dia mengajarkan bahwa perbedaan antara Islam, Kristen, Hindu, dan agama-agama lainnya hanyalah superfisial, dan bahwa semua jalan spiritual mengarah pada kebenaran yang sama. Pendekatan sinkretis ini memungkinkan gerakannya untuk merekrut pengikut dari berbagai latar belakang budaya dan agama, menciptakan komunitas yang beragam namun bersatu oleh keyakinan mereka pada Shahi sebagai tokoh spiritual yang luar biasa. Ajarannya menyebar dari Pakistan ke negara-negara lain, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan berbagai negara di Eropa dan Asia. Namun, apa yang membuat Shahi benar-benar menonjol dari banyak guru spiritual lainnya adalah prediksi apokaliptiknya yang spesifik dan menakutkan. Dalam karyanya yang paling terkenal, sebuah buku berjudul “The Religion of God” yang diterbitkan pada tahun 2000, Shahi menulis peringatan yang mengerikan tentang nasib seluruh umat manusia. Dia memprediksi bahwa sebuah komet akan menghantam Bumi sekitar tahun 2025 atau 2026, dan bahwa peristiwa ini akan menandai akhir absolut dari umat manusia sebagaimana yang kita kenal. Menurut Shahi, penghancuran ini bukanlah kejadian acak atau kecelakaan kosmik, tetapi merupakan hukuman ilahi untuk dosa-dosa umat manusia. Dia berpendapat bahwa umat manusia telah terlalu jauh menyimpang dari kebenaran spiritual dan kehidupan moral, dan bahwa komet tersebut bertindak sebagai alat Tuhan untuk memusnahkan peradaban yang telah gagal. Memahami Fenomena Prediksi Kiamat untuk Pembaca Awam Bagi banyak orang yang tidak familiar dengan gerakan spiritual atau kultus kiamat, mungkin sulit untuk memahami mengapa prediksi seperti ini bisa mendapatkan pengikut yang begitu banyak dan setia. Untuk memahami fenomena ini, kita perlu melihat beberapa aspek psikologis dan sosial yang membuat prediksi kiamat begitu menarik bagi sebagian orang. Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa keyakinan pada akhir dunia bukanlah hal yang baru atau unik untuk gerakan Shahi. Sepanjang sejarah manusia, hampir setiap budaya dan agama memiliki narasi apokaliptik mereka sendiri tentang bagaimana dunia akan berakhir. Prediksi kiamat memberikan pengikutnya rasa pengetahuan khusus dan kontrol atas ketidakpastian masa depan. Dalam dunia yang sering terasa kacau dan tidak dapat diprediksi, mengetahui “kapan” dan “bagaimana” sesuatu yang besar akan terjadi dapat memberikan semacam kenyamanan psikologis yang aneh. Ini menempatkan pengikut dalam posisi superior dibandingkan dengan orang-orang yang mereka anggap tidak mengetahui atau mengabaikan “kebenaran” tentang masa depan. Mereka merasa memiliki informasi penting yang diabaikan atau disembunyikan dari publik umum, yang menciptakan ikatan kuat dalam komunitas mereka. Selain itu, gerakan kiamat seperti yang dipimpin oleh pengikut Shahi tidak hanya memprediksi kehancuran, tetapi juga menawarkan harapan. Banyak dari gerakan-gerakan ini mengajarkan bahwa orang-orang yang benar atau yang telah dimurnikan secara spiritual akan diselamatkan atau ditinggikan setelah peristiwa kataklismik terjadi. Dalam kasus Messiah Foundation International yang merupakan penerus gerakan Shahi, mereka percaya bahwa adopsi “cinta ilahi” secara luas dapat benar-benar menghentikan komet tersebut. Ini memberikan pengikut tidak hanya pengetahuan tentang bencana yang akan datang, tetapi juga rasa tujuan dan misi untuk mencegahnya melalui transformasi spiritual. Ketakutan adalah motivator yang kuat dalam psikologi manusia, tetapi begitu juga harapan untuk awal yang baru. Kombinasi antara peringatan tentang kehancuran dan janji tentang penyelamatan atau keadaan keberadaan yang lebih tinggi menciptakan narasi yang sangat menarik secara emosional. Bagi orang-orang yang merasa terasing dari masyarakat mainstream, yang berjuang dengan pertanyaan eksistensial, atau yang mencari makna lebih dalam dalam hidup mereka, gerakan seperti ini dapat menawarkan jawaban yang jelas dan komunitas yang mendukung. Penghancuran dunia saat ini dilihat sebagai hal yang diperlukan untuk membangun dunia yang lebih baik, sebuah janji utopis yang menyeimbangkan sifat menakutkan dari prediksi komet. Hilangnya Sosok Mesianik yang Misterius Salah satu aspek paling menarik dari cerita Riaz Ahmed Gohar Shahi adalah hilangnya dia yang misterius dan belum terpecahkan hingga saat ini. Shahi dan para pengikutnya dihukum di Pakistan berdasarkan hukum penistaan agama Islam, tuduhan yang sangat serius di negara tersebut yang dapat membawa hukuman mati. Menghadapi penganiayaan yang meningkat dan ancaman hukuman yang berat, Shahi melarikan diri ke London, Inggris, mencari perlindungan di negara yang memiliki undang-undang kebebasan beragama yang lebih liberal. Namun, pada September 2001, dia menghilang sepenuhnya dari pandangan publik saat tinggal di London. Sejak saat itu, tidak ada yang dapat mengkonfirmasi keberadaan atau statusnya dengan pasti. Para pengikut Shahi menawarkan penjelasan yang bertentangan tentang ketidakhadirannya yang tiba-tiba dan total ini. Beberapa sumber mengklaim bahwa Shahi meninggal pada tahun 2001, sementara sumber lain mengklaim dia meninggal pada tahun 2003. Namun, tidak pernah ada bukti konkret atau tubuh yang diproduksi untuk memverifikasi klaim-klaim tentang kematiannya. Ketiadaan bukti definitif ini telah menyebabkan perpecahan yang signifikan dalam komunitas pengikutnya, dengan dua faksi utama yang memegang keyakinan yang sangat berbeda tentang apa yang sebenarnya terjadi pada pemimpin spiritual mereka. Messiah Foundation International, salah satu faksi utama dari pengikut Shahi, percaya bahwa dia tidak benar-benar mati tetapi telah menghilang atau memasuki keadaan “okultasi”. Istilah teologis ini, yang berasal dari tradisi Islam Syiah, mengacu pada keadaan di mana seorang imam atau pemimpin spiritual tersembunyi secara spiritual tetapi masih secara fisik hidup di suatu tempat di planet ini. Menurut keyakinan ini, Shahi menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan dirinya dan menyelamatkan para pengikutnya. Keyakinan ini memberikan harapan kepada para pengikut bahwa dia akan kembali sebelum komet menghantam, mungkin untuk memimpin mereka melalui saat-saat terakhir atau untuk membawa mereka ke keselamatan. Sebaliknya, kelompok lain seperti Anjuman Serfaroshan-e-Islam percaya bahwa akhir yang lebih biasa datang kepada kehidupan Shahi. Mereka menegaskan bahwa dia telah meninggal dan telah membangun makam untuk menghormatinya di Markazi Aastana di Kotri, Pakistan. Para pengikut setia Shahi melakukan ziarah ke situs ini, memperlakukannya sebagai tempat suci di mana mereka dapat merasakan kedekatan dengan pemimpin spiritual mereka yang telah meninggal. Keberadaan makam fisik ini memberikan penutupan kepada beberapa pengikut, memungkinkan mereka untuk berduka dan menghormati Shahi dengan cara yang lebih tradisional. Perpecahan antara kedua faksi ini mencerminkan pola yang sering terlihat dalam gerakan keagamaan dan spiritual setelah hilangnya atau kematian pendiri mereka. Ketika pemimpin karismatik menghilang atau meninggal, pengikut sering berjuang untuk mempertahankan kesatuan tanpa kehadiran fisik mereka. Interpretasi yang berbeda tentang ajaran pemimpin dan keadaan mereka dapat menyebabkan perpecahan yang menciptakan kelompok-kelompok yang bersaing, masing-masing mengklaim sebagai penerus sejati dari visi asli. Dalam kasus Shahi, ambiguitas seputar hilangnya dia telah memungkinkan kedua interpretasi untuk hidup berdampingan, masing-masing melayani kebutuhan psikologis dan spiritual yang berbeda dari pengikutnya. Messiah Foundation International dan Jangkauan Globalnya Messiah Foundation International muncul sebagai penerus organisasi asli Shahi, secara formal mendirikan dirinya pada tahun 2002 di bawah kepemimpinan Younus AlGohar. Organisasi ini beroperasi dengan tujuan utama mempromosikan ajaran Shahi tentang cinta ilahi dan misi untuk mencegah bencana yang diprediksi. Kelompok ini telah memanfaatkan internet secara efektif untuk mencapai audiens global yang jauh melampaui Pakistan. Mereka memelihara situs web aktif dan saluran media sosial yang menyebarkan ajaran Shahi secara global, membuat konten dalam berbagai bahasa untuk menjangkau berbagai komunitas di seluruh dunia. Organisasi ini secara eksplisit bertujuan untuk mendorong perdamaian dunia sebagai sarana untuk menghindari bencana. Fondasi dari misi mereka adalah keyakinan bahwa hanya umat manusia yang bersatu yang dapat menghentikan komet dari menghancurkan Bumi. Pesan mereka menggabungkan spiritualisme dengan seruan untuk harmoni sosial dan politik. Mereka berpendapat bahwa kebencian dan perpecahan menarik energi kosmik negatif dan murka ilahi. Oleh karena itu, mereka melihat misi mereka sebagai perlombaan melawan waktu untuk menyelamatkan planet ini. Setiap konflik, setiap perang, dan setiap tindakan kekerasan dilihat sebagai langkah lebih dekat ke kehancuran yang diprediksi, membuat pekerjaan mereka semakin mendesak seiring berjalannya waktu. Messiah Foundation International percaya pendekatan komet raksasa pada tahun 2026. Menurut interpretasi mereka terhadap tulisan Shahi, benda langit ini saat ini melaju melalui ruang angkasa langsung menuju planet kita. Mereka mengklaim bahwa pemerintah dan lembaga antariksa menyadari ancaman ini tetapi menyembunyikannya dari publik untuk menghindari kepanikan massal. Pengikut percaya bahwa kecerdikan manusia tidak akan menyelesaikan atau menghindari krisis yang akan datang, sesuai dengan nubuat Shahi. Hanya transformasi spiritual massal umat manusia yang dapat mengubah takdir ini. Kelompok ini menghadapi oposisi dan kritik yang signifikan dari institusi agama mainstream. Banyak ulama Islam mainstream memandang klaim mereka sebagai sesat atau hanya delusi yang tidak berdasar dari sebuah kultus. Shahi dituduh mengklaim status sebagai nabi, diproklamirkan oleh pengikutnya sebagai kombinasi dari kedatangan kedua Yesus, Mahdi Islam, dan inkarnasi terakhir Vishnu, dewa Hindu. Shahi dan kemudian MFI telah dilarang dan dikutuk oleh pemerintah Pakistan. Namun, MFI terus beroperasi dengan bebas di negara-negara seperti In
Nabi Prediksi Kiamat 2026 dan Misteri Hilangnya



